Thursday 6 November 2014

MANAJEMEN KEADAAN DARURAT DAN ARSIP VITAL



Emergency manajemen merupakan pendekatan yang terencana untuk mencegah bencana, persipan, dan tindakan dalam menghadapi keadaan darurat, serta dan pemulihan setelah terjadi nya keadaan darurat atau bencana.

Ira penn, dkk., 1998: 192) memberikan contoh keadaan darurat atau kejadian yang dapat merusak dan memusnahkan arsip vital :
1.      Pecahnya pipa air menyebabkan arsip basah
2.      Ledakan bom menghancurkan gedung beserta arsipnya
3.      Badai yang hebat merusak sarana dan prasarana
4.      Fluktuasi arus listrik menyebabkan data hilang dalam computer
5.      Banjir bandang yang menghanyutkan seluruh arsip

Tahapan dalam manajemen keadaan darurat :
1.      Pencegahan (prevention)
2.      Persiapan (preparedness)
3.      Tindakan (response)
4.      Pemulihan (recovery)
Keuntungan dari rancangan manajemen keadaan darurat  :
a.       Memulai kembali kegiatan secara cepat
b.      Memperbaiki tingkat keselamatan
c.       Melindungi asset vital organisasi
d.      Mengurangi biaya asuransi
e.       Memperbaiki tingkat keamanan
f.       Memetuhi peraturan
g.      Mengurangi kesalahan karena panic

Tahapan kegiatan dalam manajemen keadaan darurat (emergency management)
a.       Tahap Prncegahan
Pencegahan kerusakan dan musnahnya arsip atau informasi meliputi pengurangan tingkat resiko yang panjang dari ancaman alam dan manusia.
1.      Melaksanakan proses manajemen resiko
-       Analisis resiko : mengidentifikasi kemungkinan kerusakan dan kehilangan arsip dan informasi.
-       Penilaian resiko : kegiatan mengidentifikasi resiko yang ada terhadap arsip dan informasi
2.      Analisis dampak terhadap organisasi
Meliputi identifikasi proses dampak fungsi-fungsi organisasi yang kritis dan menentukan maksimal kehilangan arsip yang dapat ditoleransi dalam kasus dampak negative yang begitu besar.
Rating dampak akibat bencana diukur sebagai berikut :
0 = tidak ada dampak, dapat terus beroperasi
1 = dampak sedang  dimana operasional organisasi terganggu dan sampai 8 jam
2 = kerusakan terhadap fasilitas / sarana dan menyebabkan terganggu operasional organisasi sampai 8-48 jam
3 = kerusakan besar terhadap fasilitas dan peralatan arsip danmenyebabkan terganggu kegiatan operasional orgaisasi sampai 8-48 jam.
3.      Rancangan pencegahan bencana dilaksanakan untuk mencegah bencana yang dapat dicegah serta meminimalisasi kerugian akibat bencana.

b.      Tahap persiapan (preparedness)
Adalah mempersiapkan rancangan manajemen keadaan darurat untuk arsip dan informasi yang meliputi persiapan, pelaksanaan, kemutakhiran dan respon terhadap suatu keadaan darurat.
1.      Membentuk tim
2.      Mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan
3.      Menentukan strategi tindakan
4.      Menentukan strategi pemulihan
5.      Mengumpulkan data
6.      Mengembangkan rancangan manajemen keadaan darurat

c.       Tahap tindakan
Meliputi kegiatan yang diambil sebelum, selama atau setelah keadaan darurat untuk meminimalkan kerusakan atau memperbaiki arsip.
1.      Pengenalan terhadap bencana
2.      Menghubungi pihak terkait
3.      Melaksanakan rencana yang sudah dibuat
4.      Penilaian kerusakan
5.      Keamanan (security)
6.      Contingency

d.      Tahapan pemulihan
Merupakan pelaksanaan (implementasi) kegiatan dalam jangka pendek untuk memperbaiki arsip vital.
1.      Penilaian kerusakan
2.      Stabilisasi
3.      Penyelamatan (salvage)
4.      Restorasi (perbikan)
5.      Memulai kegiatan


Sumber : BMP Pengelolaan Arsip Vital/ASIP4324/Modul 4.

Pengarang : Khiranta
 



No comments:

Post a Comment