Pengertian dasar Hubungan Masyarakat
Menurut Grunig, humas adalah kegiatan manajemen
komunikasi antara sebuah organisasi dengan berbagai macam publiknya (the
management of communications between an organizationand its publics), dari
pengertian tersebut maka konsep humas akan selalu berkaitan dengan
konsep-konsep lainnya yaitu :
1. Komunikasi
Pembahasan ke-humas-an merupakan bagian
dari kajian ilmu komunikasi, karena semua kegiatan yang menjadi pokok dari
humas adalah komunikasi, khususnya komunikasi organisasi. Humas adalah bagian
dari kajian ilmu komunikasi oleh karenanya humas akan selalu dipandang dari
perspektif induk ilmunya yaitu berkomunikasi.
2. Publik
Johnston dan Zawawi mendefenisikan
dengan sederhana yaitu sekelompok orang yang memiliki kepentingan atau
kepedulian yang sama (any groups of people who share interests or concerns).
Seorang sosiolog; John Dewey mencirikan publik dengan :
a. Ada permasalahan yang dihadapi
bersama
b. Permasalahan tersebut benar-benar
ada dan harus diselesaikan
c.
Mengorganisir diri untuk melakukan sesuatu serta mencari solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi
Dari pengertian tersebut tampak bahwa
publik memiliki arti yang lebih sempit jika dibandingkan dengan pengertian
masyarakat. Oleh karenanya menerjemahkan Public Relations menjadi Hubungan
Masyarakat kurang tepat, karena keduanya mempunyai konsep yang berbeda.
Dalam perkembangannya, ketika publik
telah sadar bahwa ada kepentingan yang mengikat, mereka akan mengorganisir diri
mereka sendiri.
Selanjutnya mucullah Opini Publik.
Keberadaan opini publik yang terorganisir dengan baik, dapat mempengaruhi
kebijakan sebuah organisasi dalam mengambil keputusan. Sehingga opini publik
dapat memberikan keuntungan ataupun kerugian bagi organisasi itu sendiri.
3. Manajemen
Menurut Cutlip, Center dan Brom
menyatakan bahwa dilihat dari fungsi manajemen, kegiatan kehumasan bertugas
untuk (1) mengevaluasi sikap dan opini publik, (2) megidentifikasi serta
menyesuaikan kebijakan-kebijakan organisasi dengan kepentingan publik, serta
(3) merencanakan dan melaksanakan program-program humas agar organisasi dapat
mencapai saling pengertian serta diterima keberadaanya oleh publik.
Menyatukan praktek kehumasan dalam
sebuah fungsi manajemen yang terprogram dengan baik telah menjadi suatu
keharusan dalam perkembangan kajian humas saat ini, sehingga menghindari
mempraktikkan kegiatan humas dengan tidak terencana, sporadis atau insidental.
4. Organisasi
Don Barnes, menyatakan bahwa dalam
organisasi humas berfungsi untuk (1) memberikan saran pada pihak manajemen
mengenai kebijakan dan kaitannya dengan publik, (2) mengkoordinir kegiatan
komunikasi organisasi, (3) melakukan upaya-upaya untuk menjalin hubungan antara
organisasi dan publik, dan (4) mencari informasi mengenai opini publik terhadap
organisasi.
Sehingga disimpulkan bahwa kegiatan
kehumasan yang utama adalah merencanakan serta mengelola dengan baik semua
kegiatan komunikasi organisasi untuk menjalin hubungan timbal balik yang
positif antara organisasi dan publiknya.
Selain itu, fungsi dasar humas dapat
dipersempit bahwa (1) Humas sebagai penyampai informasi dari organisasi ke
publiknya, dan (2) humas sebagai pencari informasi dari publik untuk
organsiasinya.
Dimensi Sejarah kegiatan Humas
Pada awal peradaban, manusia berusaha membangun hubungan
antar manusia karena manusia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri.
Hubungan yang dibangun mempunyai tujuan untuk keberlangsungan hidup. Dalam
membangun hubungan itu diupayakan untuk menciptakan saling percaya, saling
mempengaruhi dan saling menguntungkan. Upaya tersebut dapat dikatakan sebagai
gejala humas. Gejala awal kegiatan humas seperti ini dikenal sejak zaman
primitif hingga zaman pertengahan. Munculnya revolusi industri merupakan awal
dari tahapan sejarah kegiatan humas. Di Amerika perkembangan humas dibagi dalam
tiga periode; (1) Manipulation period; Humas pada tahap ini menjadi alat
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti kepopuleran, membentuk opini
publik, namun dengan memanipulasi informasi. (2) Information period;
humas pada periode ini dalam memberikan informasi masih bersifat satu arah, belum
dalam bentuk hubungan timbal balik. Sehingga, publik belum mempunyai ruang
untuk menyampaikan keinginan dan kebutuhannya. (3) mutual influence and
understanding period; pada periode ini humas tidak lagi satu arah namun
telah berposisi penting dalam organisasi, humas berfungsi manajemen yang
mengembangkan sikap budi manajemen dengan publiknya. Setelah periode ini
muncullah humas pada masa modern atau kontemporer.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Praktek
Humas
Menurut Vercic, Grunic dan Grunic dalam Sriramesh (2004)
perkembangan humas dipengaruhi oleh variabel lingkungan negara masing-masing
yaitu ideologi,sistem ekonomi, budaya dan sistem media.
1. Demokratisasi kehidupan politik
Dalam negara yang menjadika demokrasi sebagai pilar utama
maka suara rakyat menjadi dasar negara, kebebasan berpendapat, beropini dijamin
oleh undang-undang. Hal ini sejalan dengan prinsip humas yang merupakan
kegiatan komunikasi dua arah yang seimbang antara organisasi dan publiknya.
Komunikasi tersebut bisa berjalan dengan baik jika dilandasi keterbukaan,
prinsip menghargai opini, atau pendapat yang berbeda.
2. Industrialisasi dan pasar bebas
Industrialisasi memunculkan pasar bebas, sehingga
kompetisi yang terbuka menjadi strategi humas untuk memenangkan persaingan.
Karena humas berperan penting untuk membangun citra lembaga bisnis, citra
produk dan citra corporate.
3. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan pesat teknologi komunikasi saat ini
menjadikan teknik humas semakin berkembang pula. Jarak tidak lagi menjadi
kendala sehingga informasi menjadi kebutuhan. Dengan kemajuan ini tentu sangat
menunjang kegiatan humas.
4. Penerapan Good Governance
Pemerintahan yang bersih menciptakan iklim usaha yang
sehat, iklim sehat menciptakan persaingan sehat. Sehingga mendorong munculnya
berbagai teknik komunikasi untuk menunjang persaingan bisnis, teknik tersebut
salah satunya adalah humas
Kedudukan dan
peran humas dalam organisasi
Organisasi
merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya terdapat berbagai
elemen yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan interaksi agar
organisasi sebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah salah satu
aspek dari elemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola interaksi
organisasi dengan komponen-komponennya.
Menurut Grunig
dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan (Enveronment), pembatas
(Boundary), masukan (Input), keluaran (Output), proses (troughtput),
dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem
organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah
sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian
semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi.
Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan
interaksi dengan lingkungan luar.
Bagaimana
keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada beberapa faktor
yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar
kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humas
terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai
manajer humas berperan sebagai :
1. Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas
dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi bagi permasalahan humas
sebuah organisasi dan manajemen.
2. Communications facilitator
Praktisi humas
bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah serta mediator, menjaga
terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.
3. Problem solving process facilitator
Humas
dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun peranannya masih dalam
koridor komunikasi.
Sedangkan
Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu :
1. Media relations role. Tugas praktisi humas
memastikan media selalu mendapat informasi dari organisasi apa saja yang
dibutuhkan dan dikhawatirkan media.
2. Communication and laison role. Humas bertugas
sebagai perwakilan dari organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan
peluang berkomunikasi antara organisasi dan publiknya.
Perkembangan konsep humas
Humas pada awalnya berkembang dari dunia hiburan dengan
munculnya era press agentry. Pada masa ini para press agent menggunakan
segala cara termasuk memanipulasi informasi asalkan pengguna jasa mereka
menjadi terkenal. Era ini dikenal sebagai era dimana praktek humas dipakai
secara negatif, sebuah era manipulatif. Komunikasi digunakan masih bersifat
satu arah (one way communication)
Saat ini perkembangan humas menuju ke arah mutual
understanding. Dimana pada era ini humas berupaya menjalin komunikasi dua arah
yang seimbang antara sebuah organisasi dengan publiknya. Sehingga cara-cara
yang digunakan memiliki etika untuk memperoleh dukungan dan kedudukan yang baik
di tengah-tengah masyarakat. Komunikasi yang dijalan antara organisasi dan
publik pada masa ini adalah two-way assymetrical model atau hubungan dua
arah asimetris. Artinya, hubungan yang ada telah mengenal feedback dari publik
ke organisasi, namun umpan balik tersebut hanya untuk keuntungan organisasi.
Pada akhirnya, humas harus menjadi hubungan dua arah yang simetris (two-way
symtrical model), yaitu hubungan yang terjalin dengan baik antara kedua
belah pihak yang saling mempunyai umpan balik, sebagai keuntungan bersama-sama,
baik organisasi maupun publik.
Seorang humas dituntut untuk
terampil dalam berkomunikasi. Kemampuan untuk mengerahkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam berhubungan dengan publik menjadi modal berharga.
Pengetahuan dan kemampuan itu meliputi pemahaman terhadap teori-teori komunikasi,
teknik berkomunikasi, proses dan media yang dapat digunakan dan dimanfaatkan.
Teori komunikasi yang minimal
harus diketahui oleh seorang humas :
1. Agenda setting
Teori ini berasumsi bahwa
khalayak dianggap mudah diarahkan oleh komunikator dengan penekanan-penekanan
pemberitaan yang dilakukan oleh media massa. Jika media memberikan tekanan
(pemberitaan dsb) pada suatu pristiwa maka media akan mempengaruhi khalayak
untuk menganggap peristiwa tersebut sebagai sebuah pristiwa penting.
2. Uses and Gratification
Teori ini beramsumsi bahwa
khalayak dianggap lebih aktif sehingga dalam teori ini yang menjadi fokus
adalah apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap media. Pendekatan ini
memberikan gambaran bahwa khalayak tidak dipandang sepenuhnya pasif, sehingga
penggunaan media oleh khalayak dapat teridentifikasi dari motifnya. Seperti,
apa yang mendorong individu membaca berita tertentu, atau hanya menonton acara
tertentu, dan sebagainya.
3. Difusi – Inovasi
Adalah suatu pendekatan yang
menjelaskan bagaimana suatu ide, gagasan, praktik atau penemuan baru disebarkan
kemudian diterima oleh sasaran komunikasi. Dalam proses inovasi keputusan
seseorang untuk mencari informasi yang dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu
: pengetahuan, pembentukan sikap, membuat keputusan, penggunaan, dan peneguhan
atau penguatan keputusan.
Dalam proses difusi inovasi,
saluran media berperan penting pada tahap pengetahuan, sedangkan saluran
hubungan personal (antarpribadi) lebih efektif pada tahap pembentukan sikap
(persuasi). Di bagian hubungan personal inilah humas dapat berperan menjadi
agen untuk membentuk sikap khalayak. Praktik yang sering digunakan agen (humas)
adalah dengan menggunakan pemimpin opini lokal, atau gate keeper (penjaga
gerbang) informasi dari publik.
4. Disonansi Cognitive
Merupakan teori yang
mempunyai pengertian ketidaksesuaian kognisi sebagai aspek sikap dengan
perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Dalam pengambilan keputusan,
disonansi diprediksikan akan muncul karna alternatif pilihan yang mengakibatkan
ia diterima atau ditolak. Semakin sulit sebuah keputusan semakin besar
disonansi setelah keputusan diambil, demikian juga jika semakin penting sebuah
kebijakan semakin besar pula disonansi yang diakibatkannya.
Teori tersebut dirumuskan
bahwa ketika seseorang ditempatkan pada situasi dimana ia harus berprilaku di
depan umum yang bertentangan dengan sikap pribadinya maka dia akan mengalami disonansi
dari pengetahuan tentang fakta tersebut. Hal tersebut terjadi karena ada reward
dan punishment atau karena tekanan kelompok untuk menyesuaikan norma yang
disepakati.
Pendekatan tersebut diatas
dapat digunakan seorang humas untuk menganalisa dirinya, media dan publik dalam
membuat agenda dan program humas yang terarah dan efektif. Karena perlakuan
terhadap publik memerlukan pengetahuan yang menyeluruh mengenai semua pihak
yang terkait. Sehingga humas dapat menentukan langkah-langkah tepat dalam
proses komunikasi yang sedang dan akan dibangunnya.
No comments:
Post a Comment