Thursday 25 September 2014

HUBUNGAN MASYARAKAT


 
Pengertian dasar Hubungan Masyarakat
Menurut Grunig, humas adalah kegiatan manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dengan berbagai macam publiknya (the management of communications between an organizationand its publics), dari pengertian tersebut maka konsep humas akan selalu berkaitan dengan konsep-konsep lainnya yaitu :
1. Komunikasi
Pembahasan ke-humas-an merupakan bagian dari kajian ilmu komunikasi, karena semua kegiatan yang menjadi pokok dari humas adalah komunikasi, khususnya komunikasi organisasi. Humas adalah bagian dari kajian ilmu komunikasi oleh karenanya humas akan selalu dipandang dari perspektif induk ilmunya yaitu berkomunikasi.
2. Publik
Johnston dan Zawawi mendefenisikan dengan sederhana yaitu sekelompok orang yang memiliki kepentingan atau kepedulian yang sama (any groups of people who share interests or concerns). Seorang sosiolog; John Dewey mencirikan publik dengan :
a. Ada permasalahan yang dihadapi bersama
b. Permasalahan tersebut benar-benar ada dan harus diselesaikan
c. Mengorganisir diri untuk melakukan sesuatu serta mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
Dari pengertian tersebut tampak bahwa publik memiliki arti yang lebih sempit jika dibandingkan dengan pengertian masyarakat. Oleh karenanya menerjemahkan Public Relations menjadi Hubungan Masyarakat kurang tepat, karena keduanya mempunyai konsep yang berbeda.
Dalam perkembangannya, ketika publik telah sadar bahwa ada kepentingan yang mengikat, mereka akan mengorganisir diri mereka sendiri.
Selanjutnya mucullah Opini Publik. Keberadaan opini publik yang terorganisir dengan baik, dapat mempengaruhi kebijakan sebuah organisasi dalam mengambil keputusan. Sehingga opini publik dapat memberikan keuntungan ataupun kerugian bagi organisasi itu sendiri.
3. Manajemen
Menurut Cutlip, Center dan Brom menyatakan bahwa dilihat dari fungsi manajemen, kegiatan kehumasan bertugas untuk (1) mengevaluasi sikap dan opini publik, (2) megidentifikasi serta menyesuaikan kebijakan-kebijakan organisasi dengan kepentingan publik, serta (3) merencanakan dan melaksanakan program-program humas agar organisasi dapat mencapai saling pengertian serta diterima keberadaanya oleh publik.
Menyatukan praktek kehumasan dalam sebuah fungsi manajemen yang terprogram dengan baik telah menjadi suatu keharusan dalam perkembangan kajian humas saat ini, sehingga menghindari mempraktikkan kegiatan humas dengan tidak terencana, sporadis atau insidental.
4. Organisasi
Don Barnes, menyatakan bahwa dalam organisasi humas berfungsi untuk (1) memberikan saran pada pihak manajemen mengenai kebijakan dan kaitannya dengan publik, (2) mengkoordinir kegiatan komunikasi organisasi, (3) melakukan upaya-upaya untuk menjalin hubungan antara organisasi dan publik, dan (4) mencari informasi mengenai opini publik terhadap organisasi.
Sehingga disimpulkan bahwa kegiatan kehumasan yang utama adalah merencanakan serta mengelola dengan baik semua kegiatan komunikasi organisasi untuk menjalin hubungan timbal balik yang positif antara organisasi dan publiknya.
Selain itu, fungsi dasar humas dapat dipersempit bahwa (1) Humas sebagai penyampai informasi dari organisasi ke publiknya, dan (2) humas sebagai pencari informasi dari publik untuk organsiasinya.
Dimensi Sejarah kegiatan Humas
Pada awal peradaban, manusia berusaha membangun hubungan antar manusia karena manusia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri. Hubungan yang dibangun mempunyai tujuan untuk keberlangsungan hidup. Dalam membangun hubungan itu diupayakan untuk menciptakan saling percaya, saling mempengaruhi dan saling menguntungkan. Upaya tersebut dapat dikatakan sebagai gejala humas. Gejala awal kegiatan humas seperti ini dikenal sejak zaman primitif hingga zaman pertengahan. Munculnya revolusi industri merupakan awal dari tahapan sejarah kegiatan humas. Di Amerika perkembangan humas dibagi dalam tiga periode; (1) Manipulation period; Humas pada tahap ini menjadi alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti kepopuleran, membentuk opini publik, namun dengan memanipulasi informasi. (2) Information period; humas pada periode ini dalam memberikan informasi masih bersifat satu arah, belum dalam bentuk hubungan timbal balik. Sehingga, publik belum mempunyai ruang untuk menyampaikan keinginan dan kebutuhannya. (3) mutual influence and understanding period; pada periode ini humas tidak lagi satu arah namun telah berposisi penting dalam organisasi, humas berfungsi manajemen yang mengembangkan sikap budi manajemen dengan publiknya. Setelah periode ini muncullah humas pada masa modern atau kontemporer.

                           Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Praktek Humas
Menurut Vercic, Grunic dan Grunic dalam Sriramesh (2004) perkembangan humas dipengaruhi oleh variabel lingkungan negara masing-masing yaitu ideologi,sistem ekonomi, budaya dan sistem media.
1. Demokratisasi kehidupan politik
Dalam negara yang menjadika demokrasi sebagai pilar utama maka suara rakyat menjadi dasar negara, kebebasan berpendapat, beropini dijamin oleh undang-undang. Hal ini sejalan dengan prinsip humas yang merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang seimbang antara organisasi dan publiknya. Komunikasi tersebut bisa berjalan dengan baik jika dilandasi keterbukaan, prinsip menghargai opini, atau pendapat yang berbeda.
2. Industrialisasi dan pasar bebas
Industrialisasi memunculkan pasar bebas, sehingga kompetisi yang terbuka menjadi strategi humas untuk memenangkan persaingan. Karena humas berperan penting untuk membangun citra lembaga bisnis, citra produk dan citra corporate.
3. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan pesat teknologi komunikasi saat ini menjadikan teknik humas semakin berkembang pula. Jarak tidak lagi menjadi kendala sehingga informasi menjadi kebutuhan. Dengan kemajuan ini tentu sangat menunjang kegiatan humas.
4. Penerapan Good Governance
Pemerintahan yang bersih menciptakan iklim usaha yang sehat, iklim sehat menciptakan persaingan sehat. Sehingga mendorong munculnya berbagai teknik komunikasi untuk menunjang persaingan bisnis, teknik tersebut salah satunya adalah humas

Kedudukan dan peran humas dalam organisasi
Organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya terdapat berbagai elemen yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan interaksi agar organisasi sebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah salah satu aspek dari elemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola interaksi organisasi dengan komponen-komponennya.
Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan (Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input), keluaran (Output), proses (troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.
Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humas terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas berperan sebagai :
1. Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.
2. Communications facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah serta mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.
3. Problem solving process facilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun peranannya masih dalam koridor komunikasi.
Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu :
1. Media relations role. Tugas praktisi humas memastikan media selalu mendapat informasi dari organisasi apa saja yang dibutuhkan dan dikhawatirkan media.
2. Communication and laison role. Humas bertugas sebagai perwakilan dari organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang berkomunikasi antara organisasi dan publiknya.

Perkembangan konsep humas
Humas pada awalnya berkembang dari dunia hiburan dengan munculnya era press agentry. Pada masa ini para press agent menggunakan segala cara termasuk memanipulasi informasi asalkan pengguna jasa mereka menjadi terkenal. Era ini dikenal sebagai era dimana praktek humas dipakai secara negatif, sebuah era manipulatif. Komunikasi digunakan masih bersifat satu arah (one way communication)
Saat ini perkembangan humas menuju ke arah mutual understanding. Dimana pada era ini humas berupaya menjalin komunikasi dua arah yang seimbang antara sebuah organisasi dengan publiknya. Sehingga cara-cara yang digunakan memiliki etika untuk memperoleh dukungan dan kedudukan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Komunikasi yang dijalan antara organisasi dan publik pada masa ini adalah two-way assymetrical model atau hubungan dua arah asimetris. Artinya, hubungan yang ada telah mengenal feedback dari publik ke organisasi, namun umpan balik tersebut hanya untuk keuntungan organisasi. Pada akhirnya, humas harus menjadi hubungan dua arah yang simetris (two-way symtrical model), yaitu hubungan yang terjalin dengan baik antara kedua belah pihak yang saling mempunyai umpan balik, sebagai keuntungan bersama-sama, baik organisasi maupun publik.
Seorang humas dituntut untuk terampil dalam berkomunikasi. Kemampuan untuk mengerahkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berhubungan dengan publik menjadi modal berharga. Pengetahuan dan kemampuan itu meliputi pemahaman terhadap teori-teori komunikasi, teknik berkomunikasi, proses dan media yang dapat digunakan dan dimanfaatkan.
Teori komunikasi yang minimal harus diketahui oleh seorang humas :
1. Agenda setting
Teori ini berasumsi bahwa khalayak dianggap mudah diarahkan oleh komunikator dengan penekanan-penekanan pemberitaan yang dilakukan oleh media massa. Jika media memberikan tekanan (pemberitaan dsb) pada suatu pristiwa maka media akan mempengaruhi khalayak untuk menganggap peristiwa tersebut sebagai sebuah pristiwa penting.

 2. Uses and Gratification
Teori ini beramsumsi bahwa khalayak dianggap lebih aktif sehingga dalam teori ini yang menjadi fokus adalah apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap media. Pendekatan ini memberikan gambaran bahwa khalayak tidak dipandang sepenuhnya pasif, sehingga penggunaan media oleh khalayak dapat teridentifikasi dari motifnya. Seperti, apa yang mendorong individu membaca berita tertentu, atau hanya menonton acara tertentu, dan sebagainya.


3. Difusi – Inovasi
Adalah suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana suatu ide, gagasan, praktik atau penemuan baru disebarkan kemudian diterima oleh sasaran komunikasi. Dalam proses inovasi keputusan seseorang untuk mencari informasi yang dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu : pengetahuan, pembentukan sikap, membuat keputusan, penggunaan, dan peneguhan atau penguatan keputusan.
Dalam proses difusi inovasi, saluran media berperan penting pada tahap pengetahuan, sedangkan saluran hubungan personal (antarpribadi) lebih efektif pada tahap pembentukan sikap (persuasi). Di bagian hubungan personal inilah humas dapat berperan menjadi agen untuk membentuk sikap khalayak. Praktik yang sering digunakan agen (humas) adalah dengan menggunakan pemimpin opini lokal, atau gate keeper (penjaga gerbang) informasi dari publik.

 4. Disonansi Cognitive
Merupakan teori yang mempunyai pengertian ketidaksesuaian kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Dalam pengambilan keputusan, disonansi diprediksikan akan muncul karna alternatif pilihan yang mengakibatkan ia diterima atau ditolak. Semakin sulit sebuah keputusan semakin besar disonansi setelah keputusan diambil, demikian juga jika semakin penting sebuah kebijakan semakin besar pula disonansi yang diakibatkannya.
Teori tersebut dirumuskan bahwa ketika seseorang ditempatkan pada situasi dimana ia harus berprilaku di depan umum yang bertentangan dengan sikap pribadinya maka dia akan mengalami disonansi dari pengetahuan tentang fakta tersebut. Hal tersebut terjadi karena ada reward dan punishment atau karena tekanan kelompok untuk menyesuaikan norma yang disepakati.


Pendekatan tersebut diatas dapat digunakan seorang humas untuk menganalisa dirinya, media dan publik dalam membuat agenda dan program humas yang terarah dan efektif. Karena perlakuan terhadap publik memerlukan pengetahuan yang menyeluruh mengenai semua pihak yang terkait. Sehingga humas dapat menentukan langkah-langkah tepat dalam proses komunikasi yang sedang dan akan dibangunnya.

No comments:

Post a Comment