Friday 26 September 2014

ASAS-ASAS MANAJEMEN



Manajemen dan manajer merupakan kata yang familiar di teliga kita karena kegiatan manajemen terdapat dan terjadi dimana-mana bahkan dalam kehidupan kita. Suatu organisasi dapat dikatakan sukses apabila pengelolaan manajemennya baik, dimana seorang manajer harus mampu membuat keputusan yang tepat demi pencapaian tujuan organisasi melalui sumber daya yang tersedia sebaik mungkin dengan menerapkan ketujuh fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, direction, control, inovation, dan representation. Selain menerapkan fungsi manajemen dengan baik, seorang manajer harus memiliki keahlian yang menonjol yaitu keahlian konseptual, komunikasi, efektivitas, dan interpersonal. (Robbins dan Coulter).
Sejarah perkembangan manajemen terbagi dalam dua masa penting yaitu :
1. Masa lahirnya Manajemen Ilmiah
Pelopor : FW. Taylor (Fungsi Manajemen), Henry L. Gantt (Gantt Chart), Frank and Lilian Gilbert (The Flow Process Chart).
2. Masa lahirnya Teori Administrasi Umum
Pelopor : Henry Fayol (Fungsi dan Prinsip Administrasi), dan Max Weber (Devision of Labor)
Selain itu, manajemen dalam perkembangannya juga dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan seperti pendekatan kuantitatif, perilaku organisasi, pendekatan sistem, dan pendekatan kontingensi.
PERKEMBANGAN MANAJEMEN
          Setelah mengetahui  tentang manajemen dan fungsi-fungsinya, dalam topik ini akan dibahas tentang manajemen dan perkembangannya.
Pemikiran manajemen terus berkembang dan menghasilkan aliran pemikiran manajemen menjadi
v  Aliran klasik yang dibagi menjadi manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik
v  Aliran neo-klasik (aliran hubungan/perilaku  manusia)
v  Aliran manajemen modern

Aliran klasik
v  Manajemen ilmiah
Pelopor manajemen ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor, yang kemudian diteruskan oleh tokoh-tokoh manajemen berikutnya yaitu Frank dan Lilian Gilbreth, Henry Gant, dan Harington Emerson
Dalam manajemen ilmiah, inti yang diperoleh adalah
v  unsur-unsur kerja manusia diperoleh secara ilmiah, tidak berdasar intuisi
v  memunculkan fungsi-fungsi manajemen, sehingga pekerja pada saat itu tidak memilih sendiri cara mengerjaan pekerjaannya
v  mengembangkan usaha kerja sama antar pekerja
v  membagi tugas antara manajemen dan pekerja, sehingga terbentuk  tugas sesuai kemampuan, yang akan meningkatkan efisiensi.
Dari hal di atas, maka dalam suatu praktik kerja, dituntut hal-hal sebagai berikut.
v  ditiadakannya pemborosan
v  melatih pekerja untuk memenuhi persyaratan yang diminta
v  adanya spesifikasi kegiatan
v  menciptakan standar kerja
karena ilmu ini menitikberatkan pada sisi psikologi pekerja dan aspek moral dalam produksi, serta menciptakan sistem pengupahan dan skedul produksi, maka ilmu ini menyumbang perubahan besar  terhadap perkembangan manajemen praktis.
v  Teori organisasi klasik
Dipelopori oleh Henry Fayol yang mengemukakan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman pengelolaan organisasi yang kompleks. Fayol mendefinisikan fungsi manajemen atau administrasi menjadi lima, yaitu
Ø  perencanaan
Ø  pengorganisasian
Ø  pemberian perintah
Ø  pengkoodinasian
Ø  pengawasan
Fayol juga mengemukakan adanya 14 prinsip manajemen yaitu
v  pembagian kerja
v  wewenang
v  disiplin
v  kesatuan perintah
v  kesatuan pengarahan
v  kepentingan individu di bawah kepentingan organisasi
v  adanya balas jasa
v  sentralisasi
v  garis perintah
v  perintah/order
v  keadilan
v  stabilitas personalia
v  inisiatif
v  rasa bersatu senasib (esprit de corps)

Selain Fayol  masih banyak tokoh lain yang merupakan kontributor dalam mengembangkan ilmu teori organisasi klasik ini, antara lain adalah James D. Mooney, Mary Parker Follett, dan Chester I. Barnard, di mana dua nama terakhir  merupakan jembatan penghubung antara teori organisasi klasik dengan aliran hubungan/perilaku  manusia.
Aliran neo-klasik (aliran hubungan/perilaku manusia)
Aliran ini dipelopori oleh Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
Munsterberg menerapkan pendekatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas, yang meliputi
v  penemuan the best possible person
v  penciptaan the best possible work
v  penggunaan the best possible effect untuk memotivasi karyawan.
 Jadi, dalam aliran ini manajemen harus memerhatikan perilaku manusia, dan interaksi baik antar manusia dalam lingkungan manajemen maupun di luar manajemen.
Tokoh lain yang berperan dalam perkembangan aliran perilaku manusia antara lain adalah Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson.

Aliran manajemen modern
          Manajemen berkembang menjadi 2 jalur, yang pertama merupakan perkembangan dari aliran perilaku manusia, menjadi Perilaku Organisasi dan yang kedua berkembang dari manajemen ilmiah dan dikenal menjadi aliran kuantitatif.
v  Perilaku organisasi
Tokoh pelopornya adalah: Abraham Maslow (hirarki kebutuhan), Douglas Mc. Gregor (teori X dan Y), Frederick Herzberg (teori motivasi higienis), Robert Blake dan Jane Mouton (lima gaya kepemimpinan dan managerial grid), Rensis Likert (empat sistem manajemen), Fred Fiedler (pendekatan contingency pada studi kepemimpinan), Chris Argyris (organisasi sebagai sistem sosial) dan Edgar Schein (dinamika kelompok)    
Prinsip dasar Perilaku organisasi
§  manajemen bukanlah  suatu proses teknik yang ketat.
§  manajemen harus sistematik dan pendekatannya dipertimbangakan secara hati-hati.
§  dalam organisasi pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
§  pendekatan motivasi penting untuk mendapat komitmen pekerja dalam mencapai tujuan.
v  Aliran kuantitatif
Aliran ini ada ditandai dengan berkembangnya dan keberhasilan tim-tim riset operasi. Prosedur riset operasi ini diformalisasikan menjadi management science.
Langkah pendekatan managemen science adalah
Ø  perumusan masalah
Ø  penyusunan model matematis
Ø  mendapat penyelesaian masalah dari model
Ø  pengujian model dan hasilnya
Ø  penetapan pengawasan atas hasil
Ø  pelaksanaan /implementasi hasil

Perkembangan   teori manajemen masa depan kemungkinan akan menuju pada:
v  dominan: salah satu aliran akan muncul sebagai yang paling bermanfaat
v  divergence: setiap aliran berkembang sesuai jalurnya
v  convergence: aliran menjadi sepaham, dengan kecenderungan adanya kekaburan batasan di antara mereka
v  sintesa: masing-masing aliran berintegrasi
v  proliferation: kemungkinan munculnya aliran lebih banyak lagi.

PERENCANAAN
Untuk melakukan suatu jenis kegiatan apapun, tentunya kita harus membuat rencana terlebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan yang matang, kita tidak dapat melakukan kegiatan dengan sistematis. Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan. Perencanaan adalah proses dasar di mana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.
Demikian halnya dengan organisasi bisnis, sebelum manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka harus membuat rencana-rencana yang memberikan tujuan  dan arah organisasi. Dalam perencanaan, manajer memutuskan “apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya”. Jadi perencanaan adalah sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagimana, dan oleh siapa. Perencanaan  yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan  kondisi  di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Perencanaan yang dibuat, haruslah bersifat sebagai berikut :
1.     menyumbang pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi
2.    merupakan dasar tolok  fungsi manajemen yang lain yaitu organisasi pengarahan, koordinasi dan pengawasan
3.    merupakan fungsi dari setiap orang yang berada dalam  organisasi, baik horizontal maupun vertikal;
4.    efisien, artinya bila dilaksanakan, rencana tersebut dapat mencakup tujuan secara berhasil dengan biaya yang sekecil-kecilnya.

Manfaat perencanaan

Perencanaan mempunyai banyak manfaat. Sebagai contoh, perencanaan (1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan; (2) membantu dalam kristalisasi  penyesuian  pada masalah-masalah  utama; (3) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas; (4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; (5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi ; (6) memudahkan melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; (7) membuat tujuan lebih khusus ; (8) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti;(9) menghemat waktu, usaha dan dana.
Dalam banyak hal , perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dan “meresap” ke seluruh  fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi  perencanaan dan  fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling bergantung, dan berinteraksi
Selain itu juga, penting dan perlunya rencana bagi suatu organisasi itu  adalah  :
1.       Rencana  dapat meniadakan ketidakpastian masa datang dan  dapat menanggulangi perubahan-perubahan karena dengan rencana segala sesuatu yang tidak pasti pada waktu yang akan datang telah diusahakan untuk diterjemahkan ke dalam situasi sekarang sehingga orang telah bersiap sedia terhadap kemungkinan perubahan yang timbul.
2.      Dengan rencana telah digariskan tujuan organisasi sehingga kegiatan dapat dipimpin (difokuskan). Olehkarena itu dihindari tujuan masing-masing bagian sehingga orang terhindar pula dari suboptimalisi.
3.      Rencana walaupun mungkin mahal tetapi ekonomis karena  segala kegiatan terpusatkan untuk  mencapai tujuan secara konsekuen dengan biaya yang minimum.
4.      Rencana merupakan dasar  bagi pengawasan. Tanpa rencana tidak mungkin dilakukan pengawasan hasil kegiatan karena tidak ada dasar pembandingnya. Dengan rencana orang dapat mengetahui apakah hasil telah melebihi atau kurang dari yang direncanakan.
Dari pembahasan singkat di atas dapat diambil kesimpulan, rencana merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kegiatan. Organisasi yang mengadakan perencanaan  dan mempunyai rencana dapat dikatakan akan lebih berhasil dibandingkan dengan organisasi yang tidak mengadakan perencanaan atau yang tidak mempunyai rencana, karena sifat-sifat yang baik dari perencanaan dan rencana itu. Perencanaan merupakan proses belajar yang baik dan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Apakah organisasi memilih rencana tertentu dari berjenis-jenis rencana tertentu  yang ada, tergantung pada kebutuhan.
PENGORGANISASIAN
          Seringkali kita  mengatakan bahwa orang  yang baik bisa membuat setiap pola organisasi menjadi berhasil. Malahan pernah ada yang mengatakan bahwa kekaburan dalam organisasi baik untuk memaksa orang bekerja dalam tim, karena mereka tahu bahwa mereka harus bekerja sama untuk menyelesaikan sesuatu. Namun tidak dapat diragukan, bahwa orang yang baik  dan mereka yang mau bekerja sama akan melakukannya paling efektif kalau mereka tahu bagian yang harus mereka lakukan dalam setiap usaha bersama dan bagaimana peran mereka  berhubungan satu dengan yang lain. Hal ini sama benarnya dalam dunia usaha atau pemerintahan seperti dalam sepak bola atau bola voli. Perancangan dan  pemeliharaan sistem peran ini pada dasarnya merupakan fungsi manajerial dalam hal Pengorganisasian.
       Agar peran organisasi terbentuk dan bermakna bagi orang-orang, peran  itu harus  mencakup; (1) sejumlah tujuan yang dapat diverifikasi; (2) konsep yang jelas mengenai kewajiban atau aktivitas yang terlibat; (3) bidang kebijakan atau otoritas yang dimengerti, sehingga orang  yang memainkannya tahu apa yang dapat dilakukannya untuk memperoleh hasil. Selain itu, untuk menjadikan suatu peran dapat dioperasikan, harus tersedia informasi yang diperlukan dan sarana lain serta sumber-sumber yang penting bagi pelaksanaan suatu peran.
                          PENGORGANISASIAN SEBAGAI SUATU PROSES
          Di saat kita memandang organisasi sebagais suatu proses, jelaslah bahwa banyak input yang harus diperhatikan. Pertama-tama struktur itu harus mencerminkan tujuan-tujuan dan rencana-rencana karena aktivitas perusahaan diturunkan dari situ. Kedua, struktur itu harus mencerminkan otoritas yang tersedia bagi manajer-manajer perusahaan; hal itu tergantung dari lembaga-lembaga sosial seperti hak milik  pribadi, pemerintahan representatif,dan kebiasaan setempat berupa adat, kode dan undang-undang yang membatasi. Jadi, otoritas dalam organisasi tertentu adalah hal yang ditentukan secara sosial untuk menjalankan kebijakan; dengan demikian organisasi  demikian dapat diubah. Ketiga , struktur organisasi, seperti  rencana manapun harus mencerminkan lingkungannya. Keempat, organisasi itu harus diisi dengan staf yang terdiri dari orang-orang. Jelaslah, pengelompokkan aktivitas dan penyediaan otoritas dari sebuah struktur organisasi harus memperhitungkan pembatasan-pembatasan dan kebiasaan orang-orang tersebut.
Oleh karena itu,  pelaksana-pelaksana dari manajemen diharapkan akan lebih baik dalam mendesain suatu struktur yang tepat kalau mereka mengerti teori dasar dan memakainya sebagai suatu alat diagnosis dan pembimbing untuk menciptkan sebuah struktur yang akan paling baik melayani kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan tertentu.
Tingkat-tingkat Organisasi dan Rentang Manajemen
Meskipun  alasan untuk mengorganisasi adalah untuk membuat agar kerja sama manusia efektif, dapat ditemukan adanya sebab-sebab dari tingkat-tingkat organisasi dalam pembatasan rentang manajemen. Dengan kata lain, karena ada batas pada jumlah orang-orang yang bisa diawasi seorang manajer, meskipun batas itu berbeda-beda tergantung dari situasi-situasi, hasilnya ialah adanya tingkat-tngkat organisasi.
Masalah-masalah yang sering timbul dengan tingkatan-tingkatan adalah :
1.     Semakin banyak tingkatan, maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan. Hal ini karena, semakin banyak tingkatan, tentunya semakin banyak usaha dan uang yang dikorbankan untuk mengelola, disebabkan oleh tambahan manajer, staf untuk membantu mereka dan kebutuhan untuk menkoordinasi aktivitas departemen, ditambah biaya fasilitas untuk pegawai itu.
2.    Tingkat-tingkat departemen memperumit komunikasi. Sebuah perusahaan dengan banyak tingkatan akan menemui kesulitan  untuk mengkomunikasikan tujuan-tujuan, rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan ke seluruh struktur organisasi daripada  perusahaan di mana manajer atasan berkomunikasi langsung dengan pegawai-pegawai tingkat paling rendah. Seringkali  timbul salah paham terjadi waktu infomasi turun atau kehilangan informasi dan lain-lain.
3.    Pengawasan menjadi lebih sulit semakin tingkatan  dan manajer ditambah, sedangkan  pada saat yang bersamaaan kerumitan perencanaan dan kesulitan komunikasi membuat pengawasan itu lebih penting.
Faktor – faktor yang menentukan suatu rentang menjadi efektif adalah :
1.     Pelatihan  para  bawahan.  Bawahan yang dilatih dengan baik, tidak hanya tidak memerlukan banyak waktu manajer tetapi juga tidak begitu banyak kontak dengan atasan mereka.
2.    Kejelasan pendelegasian otoritas.  Jikalau seorang manajer dengan jelas mendelegasi otoritas untuk melaksanakan tugas yang didefinisikan dengan baik, maka seorang bawahan yang terlatih akan dapat menyelesaikannya dengan waktu dan perhatian sang manajer yang minim.
3.    Kejelasan rencana. Jikalau rencana-rencana itu didefinisikan dengan baik, kalau dapat dikerjakan di dalam rangka operasi, kalau otoritas untuk mengerjakannya telah didelegasikan, dan kalau bawahan itu mengerti apa yang diharapkan, maka sedikit dari waktu atasannya yang diperlukan.
4.    Teknik–teknik komunikasi. Kefektifan  teknik-teknik komunikasi yang digunakan juga mempengaruhi rentang  manajemen. Standar tujuan mengenai pengawasan adalah sarana komunikasi. Kalau setiap rencana harus dikomunikasikan dengan kontak pribadi  dan setiap perubahan organisasi harus dikomunikasikan secara lisan, maka waktu manajer jelas akan terlalu dibebani.
Prinsip yang benar dari rentang manajemen adalah bahwa  ada  batas dalam  setiap kedudukan manajerial dari jumlah orang-orang yang dapat dimanajemeni dengan efektif oleh seseorang, tetapi jumlah tepatnya dalam setiap  kasus akan berbeda sesuai dengan pengaruh variabel dasar dan pengaruhnya pada dasar keperluan tertentu, waktu dari untuk manajemeni secara efektif. Hal ini bertujuan untuk membimbing para manajer menuju kemampuan memanajemeni lebih banyak bawahan dan menyederhanakan organisasi.

No comments:

Post a Comment